Minggu, 16 November 2008

SPASI WATON

Makin hari memang makin aneh-aneh saja iklan di TV. Kali ini soal banyaknya iklan tentang SMS yang bagiku sama sekali tidak masuk akal. Anehnya, hal-hal tak logis ini memborbardir penonton TV tiap hari.

Iklan SMS itu beraneka rupa. Tapi pada dasarnya membujuk kita untuk berlangganan layanan tertentu dengan mengirim REG spasi bentuk layanan ke nomor tertentu. Secara sekilas, aku lihat layanan yang ditawarkan itu mulai dari ramalan nasib, jodoh, musik, tato, game, sampai agama, bahkan " butuh teman curhat, ahhhhhh ". Semua campur aduk ada di sana.

Kalau SMS semacam agama masih bisa diterima dengan akal sehat. Ini mungkin untuk orang-orang yang merasa hidupnya kering kemarau sehingga perlu siraman rohani. Tapi kadang-kadang malah aneh. Seolah-olah SMS tentang hal-hal religius, tapi buntutnya judi dalam bentuk tidak langsung. Hadiahnya.. ...umrah. Lha betapa anehnya, umrah kok hadiah dari judi. Batas yang musrik dan sakral memang makin gak jelas lagi......

SMS yang paling tak masuk akal adalah soal ramalan nasib. Jadi kalau mau tahu tentang kerjaan apa yang cocok buat kita, silakan SMS weton kirim ke nomor XXX. Ada pula SMS Jodoh untuk menilai apakah pasangan kita saat ini berjodoh atau tidak dengan kita.

Secara terus menerus, iklan-iklan SMS itu mempengaruhi penonton TV. Seolah-olah SMS lah yang sekarang jadi Yang Maha Kuasa. Kalau mau cari jodoh, cukup ketik Reg Jodoh. Kalau mau tahu pekerjaan yang cocok ketik Reg Weton. Sampai tato nama kita di tubuh Dewi Persik pun bisa. Wislah pokoke sama sekali tidak masuk akal....

Tentu saja tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang Ki GENDENG EDAN GILA ASOY TENAN yang hanya dengan itung-itungan tidak jelas lalu SMS itu bisa menentukan apakah pasangan kita sekarang ini jodoh atau tidak. Bagaimana bisa hanya dengan melihat weton lalu kita bisa menentukan apa jenis pekerjaan yang harus kita pilih.


SMS-SMS tak masuk akal itu memang jadi ironi zaman ini. Ketika teknologi justru digunakan untuk menggoblokan akal sehat. Ketika banyak orang putus asa dengan hidupnya lalu merasa bahwa SMS itu bisa menjadi jalan keluar bagi masalahnya. SMS itu bukan memberi jawaban, tapi sebaliknya, menjajah dan memperbodoh pikiran

Mari merayakan ironi kedangkalan omong kosong ini dengan mengetik Reg Spasi Idiot lalu kirim ke nomor HP masing-masing.......................


" Ohhh, anda tidak cocok bekerja di darat, cocoknya di air, jadi berang berang sirkus...."

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terus terang saya suka dengan tulisan anda ini yang segar, lucu, sekaligus mengandung keprihatinan dengan cara menertawakan diri sendiri -setidaknya, tidak seperti banyak orang yang lantas menyalahkan: "dasar Indon". Bagi saya tulisan ini sangat khas dan rasanya seperti menemukan kembali sosok yang saya kenal, yang telah lama hilang.

Dan soal fenomena "spasi waton" ini, sepertinya ini mengindikasikan gejala patologi modernisasi namun tidak seperti kritik atas modernitas dalam wacana postmodern. Gejala patologi ini yaitu modernisasi dipahami dalam kedangkalan yang naif. Dengan kata lain, seperti terdapat kekeliruan dalam memahami unsur-unsur modern yang tercermin dalam kekonyolan pemaknaan teknologi. Hikmahnya barangkali, persoalan ini di kelak kemudian hari bisa dijadikan dongeng sebelum tidur bagi anak-anak kita.

Hehehehe...