Rabu, 12 November 2008

OBAMA dan IRONI BANGSA INDONESIA


Sukses Besar Obama menjadi presiden baru Amerika, menyisakan banyak sekali cerita. Disini, di Indonesia, tempat saya dilahirkan dan dibesarkan menjadi seorang bajingan muda, si hitam ceking itu masih menjadi obrolan hangat banyak orang. Namun betapa ironi dan menyedihkan....


para politisi muda, misalnya sangat terobsesi seperti dia. Mereka menggambarkan dirinya seperti Obama. Padahal, Obama sendiri bukanlah tokoh kemarin sore. Dia berpengalaman. Juga piawai, dan karier politiknya pun cukup panjang.......

Banyak juga yang berkhayal Pemilu 2009 milik kaum muda. Mereka yakin mampu menembus kekuasaan. Faktanya, separo persen lebih panggung politik masih dikuasai tokoh tokoh tua, dan bakal tetap mendominasi pemilu presiden nanti...

Maka jika hanya mengandalkan ketenaran, atau lulusan sarjana luar negeri, entah itu di Universitas Amerika atau di Universitas Irak, apalagi sekedar bermain iklan.

Orang-orang yang mengaku " OBAMA-OBAMA INDONESIA" itu bakal sulit meraih posisi. Dibutuhkan proses, action dan keterlibatan langsung pada realitas. Sebagaimana Obama telah lama aktif berpolitik dan tumbuh bersama rakyat-rakyat Amerika.

Kampanye Obama juga mendapat dukungan dari sejumlah penyokong dana besar. Yang mereka berikan bukan hanya suara tapi juga dana. Tak sedikit uang masuk ke tim sukses Obama. Inilah bentuk dukungan sekaligus aspirasi politik tanpa pamrih........................................
Berbeda jauhhhhhhhhh sekali dengan disini. Banyak artis Indonesia justru mencari dan mendapatkan uang dari para politisi. Mereka ramaikan kampanye lalu dapat honor ( khususnya artis-artis yang RA PAYUUUUUUUUUU ). Mereka pun kemudian berbondong-bondong menjadi caleg lantaran "dibeli" dan dibiayai oleh parpol atau sang ketua umumnya....

kembali ke Ciduk,
begitu populernya Obama bagi publik Indonesia. Memang dia pernah bersekolah dasar di Menteng. Makanya kini banyak warga Menteng dan sekitarnya konon mengaku-ngaku pernah mengenal masa kecil Obama. Bahkan dikatakan pula pernah mandi dan tidur bersama...Oalaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Jaran, biasalah numpang ngetop pada orang-orang yang sedang ngetop.

Adapula yang berharap pemilu Amerika bisa menjadi contoh untuk pemilu Indonesia. Terutama dari aspek demokratisnya. Bukankah berjalan fair, rakyat antusias, dan tanpa keributan? Mccain-Palin menerima kekalahan. Tak satupun pendukungnya yang ngamuk. Juga tidak ada gugatan hukum dengan dalih salah hitung... ( satu tambah satu berapa )

Disini lain lagi, Pemilu masih jauh, tetapi seruan untuk GOLPUT sudah beredar kemana-mana.



DEMOKRASI MACAM APAKAH INI ????????????????


Jadi, dari sisi mana kaum muda kita bisa membayangkan Obama? Dari mana pula bangsa kita mulai membenahi demokrasi ala Amerika? jika masalah-masalah fundamental saja kita masih ngos-ngosan, tentu akan semakin berat menatap ke depan,,,

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Indonesia adalah kata yang belum selesai. Yang setiap hurufnya masih serak-berserakan dan masih harus kita cari dengan peta yang belum lengkap untuk kemudian kita rangkai menjadi kata yang terpatri dalam peradaban dan sejarah dunia...Mari merdeka dan hidup bersama!! -dha-