Kamis, 11 September 2008

WHY YOU DO IT, WHAT TO DO ABOUT IT

Dengan penuh rasa syukur,

Ketika kedekatan kita kemarin, di saat kuliah adalah sebuah rutinitas, kita sendiri-sendiri mencari teman sepermainan yang berbeda.
Ketika saat ini kita melepuh dalam panasnya ritme hidup di dunia masing-masing rasa kangen itu timbul…

Kangen akan persamaan asal sekolah, persamaan memori, persamaan senasib sebagai pekerja pemula..dan tentunya persamaan atas semangat meretas hari esok…
Lalu dibuatlah momen-momen mungil diantara kita..lewat perjumpaan tak sengaja pada acara teman-teman kita, acara kumpul bareng teman satu kelompok, acara reuni satu kota, juga pada hari bahagia di hari raya..


Juga hari ini,
Dengan sungguh-sungguh sengaja kutulis ini, yang sesungguhnya adalah sekadar upaya menyambung rasa, mengingat kisah di lampau semu yang sayup-sayup tetap nikmat untuk diresapi..

Satu titik dalam hidup, akan tetap sebuah titik di hidupnya itu..

Namun tiada suatu kesalahan apabila titik-titik ini menjadi rangkaian garis, menjadi rangkaian lingkaran, kurva, segitiga atau apapun yang sekiranya bisa membikin kita untuk bisa lebih bahagia di saat senja..

Pelan namun pasti, teman-teman kita yang lain akan juga lepas dari singgasana mahasiswa…pusing namun dinanti teman-teman kita akan berubah peran dalam rumahtangganya…kelak pun niscaya memori hari muda akan ada dalam benak tua kita…

Bersyukurlah pada usaha kita untuk selalu bersua berita, menitip pesan, berbagi cerita, mengobrol dan diobrol bahkan untuk hal-hal yang sepertinya hanya menghabiskan waktu saja..

Adalah suatu kebahagiaan apabila setiap saat kita tidak meninggalkan hal-hal lama yang telah berlalu..teman sepermainan di desa, pacar pertama, guru yang pernah menghardik kita, ruang rahasia tempat menyembunyikan majalah dewasa di saat SMA, baju kesayangan kita di saat remaja..

Namun untuk apakah semua ini..atas apa yang telah kita lakukan, kita kumpulkan dan kita simak dari lembar ke lembarnya? Sekadar kenangan..?
Selayaknya kita menempatkan semua ini sebagai jejak langkah, sebagai peniup angin kelupaan kita, menitikkan noktah pada kesalahan kita, sehingga apapun itu menjadikan kita untuk menjadi lebih baik..

Menjadikan kita sebagai Bapak yang dibanggakan putranya, sebagai ibu yang dijadikan panutan keluarganya..menjadi seorang bawahan yang menjadi incaran atasan untuk menggantikan kedudukannya, menjadi atasan yang selalu dilindungi wibawanya..dan menjadi manusia yang tahu diri di hadapan penciptanya…

Mungkin itu saja..

sehingga tertanam dalam hidup kita untuk selalu melakukan hal-hal menjadi lebih baik..lebih baik..dan selalu berusaha lebih baik.


‘Sekadar lebih baik…’

Tidak ada komentar: